JAKARTA - AstraZeneca menghadirkan inovasi terbaru dalam pengobatan kanker payudara yang disesuaikan dengan karakteristik penyakit tiap pasien. Langkah ini diharapkan meningkatkan hasil klinis dan memperluas harapan hidup bagi pasien di Indonesia.
Perusahaan farmasi ini berkolaborasi erat dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mempercepat akses terapi mutakhir. Sinergi ini memastikan pasien dapat segera memperoleh manfaat dari kemajuan sains global.
Komitmen BPOM tercermin dari penerbitan Nomor Izin Edar untuk dua produk AstraZeneca pada Oktober 2024 dan September 2025. Kebijakan ini menjadi bukti dukungan regulator dalam menghadirkan terapi inovatif dengan cepat.
Pendekatan Terapi Presisi
Terapi kanker payudara kini tidak lagi dibagi hanya menjadi HER2-positif dan HER2-negatif. AstraZeneca menghadirkan kategori baru berdasarkan ekspresi dan profil mutasi, termasuk BRCA, HER2-Low, HER2-Ultralow, serta PIK3CA/AKT/PTEN.
Pendekatan ini membuka peluang terapi yang lebih presisi dan personal. Setiap pasien menerima pengobatan sesuai profil biologis sel kanker mereka, meningkatkan efektivitas dan mengurangi dampak pada sel sehat.
Sebagai contoh, pasien dengan kadar HER2 tinggi maupun rendah dapat menerima terapi berbasis antibody-drug conjugate (ADC). Terapi ini bekerja tepat sasaran dengan menghantarkan obat langsung ke sel kanker, sekaligus meminimalkan efek samping.
Sementara pasien dengan reseptor hormon positif (HR+) dapat memanfaatkan terapi hormonal generasi baru. Kombinasi dengan penghambat enzim AKT membantu mengatasi resistensi obat sebelumnya dan memperpanjang kendali penyakit.
Terapi Target untuk Mutasi Genetik
Pasien dengan mutasi gen BRCA kini memiliki opsi terapi target. Pendekatan ini menghambat kemampuan sel kanker memperbaiki diri, sehingga pertumbuhan kanker dapat dihentikan secara alami.
Untuk tipe kanker agresif seperti triple-negative, AstraZeneca mengembangkan kombinasi ADC dan imunoterapi. Strategi ini diharapkan menjadi terobosan bagi pasien yang sebelumnya memiliki pilihan pengobatan terbatas.
Inovasi ini juga sejalan dengan tren global menuju personalisasi pengobatan kanker. Setiap terapi disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pasien, bukan hanya berdasarkan kategori umum HER2 atau HR.
Dukungan Regulator dan Akses Pasien
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, menekankan pentingnya pendekatan berbasis sains dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Inovasi ilmiah yang tepat sasaran diyakini mampu memperpanjang harapan hidup sekaligus memberikan nilai nyata bagi pasien.
Esra menambahkan, sinergi dengan BPOM memungkinkan jalur registrasi lebih cepat. Regulasi yang mempersingkat proses reliance menjadi 90 Hari Kerja menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memperluas akses terapi kanker payudara.
Kolaborasi ini memastikan manfaat terapi mutakhir dapat segera dirasakan oleh pasien dan keluarga mereka. Terobosan ilmiah tidak hanya meningkatkan harapan hidup, tetapi juga mendorong sistem kesehatan yang lebih adil dan merata.
AstraZeneca menegaskan setiap pasien berhak memperoleh pengobatan sesuai kebutuhan. Perusahaan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memastikan sistem penanganan kanker payudara dapat menjangkau lebih banyak pasien secara efektif dan berkelanjutan.
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara
Dengan hadirnya terapi presisi ini, pasien kanker payudara di Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan hasil pengobatan optimal. Terapi ini menandai langkah maju dalam pengobatan yang lebih personal dan aman.
Selain meningkatkan kontrol penyakit, inovasi ini juga memperkuat harapan pasien terhadap kualitas hidup yang lebih baik. AstraZeneca berkomitmen untuk terus menghadirkan pilihan pengobatan yang inovatif dan relevan bagi masyarakat Indonesia.
Terobosan ini sekaligus menjadi tonggak penting dalam mendorong perkembangan sistem kesehatan yang inklusif. Harapan jangka panjangnya adalah tercapainya perawatan kanker payudara yang merata dan efektif di seluruh Indonesia.