Rabu, 15 Oktober 2025

6 Rahasia Pekerja Bahagia di Tempat Kerja yang Jarang Disadari Banyak Orang

6 Rahasia Pekerja Bahagia di Tempat Kerja yang Jarang Disadari Banyak Orang
6 Rahasia Pekerja Bahagia di Tempat Kerja yang Jarang Disadari Banyak Orang

JAKARTA - Setiap orang tentu ingin bekerja dengan hati yang tenang dan penuh makna. Namun, dalam kenyataannya, tidak sedikit karyawan yang merasa stres, kehilangan semangat, atau bahkan terjebak dalam rutinitas tanpa arah.

Menurut William Vanderbloemen, CEO perusahaan pencari eksekutif Vanderbloemen Search Group, kebahagiaan di tempat kerja sebenarnya bisa diraih siapa pun. Asalkan, seseorang memiliki enam hal penting yang menjadi kunci keseimbangan antara karier dan kebahagiaan pribadi.

Vanderbloemen telah mewawancarai lebih dari 30.000 kandidat dan mensurvei 7.000 profesional untuk bukunya Work How You Are Wired: 12 Data-Driven Steps to Finding a Job You Love. Dari hasil penelitian itu, ia menemukan pola yang jelas antara pekerja yang sukses dan mereka yang tidak bahagia di tempat kerja.

Baca Juga

10 Tanaman Pengusir Cicak Paling Ampuh yang Bikin Rumah Bersih dan Wangi Sepanjang Hari

Enam hal berikut menjadi faktor utama yang menentukan tingkat kebahagiaan seseorang dalam pekerjaan mereka.

1. Punya Atasan yang Baik dan Komunikatif

Salah satu faktor terbesar yang memengaruhi kebahagiaan di tempat kerja adalah hubungan antara karyawan dan atasan. Seorang pemimpin yang baik tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga mampu memahami karakter dan kebutuhan anggota timnya.

Vanderbloemen menjelaskan, bos yang bijak tahu cara berkomunikasi dan memberikan dukungan sesuai gaya kerja masing-masing karyawan. Karena itu, penting bagi setiap orang untuk terbuka tentang ekspektasi dan cara bekerja yang paling efektif bagi dirinya.

Ia menyarankan agar karyawan berani berdiskusi mengenai harapan karier dan cara kerja yang diinginkan. Dengan begitu, atasan bisa menyesuaikan pendekatan agar kolaborasi berjalan sehat dan produktif.

Namun, jika gaya kepemimpinan di tempat kerja tidak sejalan dan terus menimbulkan tekanan emosional, itu bisa menjadi tanda bahwa seseorang perlu mencari lingkungan baru yang lebih positif.

2. Menemukan Keseimbangan Hidup dan Pekerjaan

Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan adalah fondasi utama kebahagiaan. Ketika seseorang merasa memiliki kendali atas waktunya, tingkat stres pun menurun, dan produktivitas meningkat secara alami.

Menurut Vanderbloemen, bentuk keseimbangan hidup tidak sama bagi setiap orang. Ada yang merasa nyaman tetap memantau email kantor di sela kegiatan pribadi, tetapi ada juga yang memilih untuk benar-benar memutus urusan pekerjaan setelah jam kerja berakhir.

Tidak ada pendekatan yang salah atau benar, selama keduanya tetap menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan individu. “Yang penting perusahaan menghormati pilihan itu,” ujarnya.

Perusahaan yang fleksibel dan menghargai keseimbangan hidup karyawan cenderung memiliki tim yang lebih bahagia dan loyal. Ketika kehidupan pribadi terjaga, kinerja profesional pun meningkat.

3. Penghasilan yang Layak dan Seimbang

Cinta terhadap pekerjaan memang penting, tetapi realitas finansial juga tidak bisa diabaikan. Sulit bagi seseorang untuk merasa bahagia jika kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi atau jika merasa kontribusinya tidak dihargai secara layak.

Vanderbloemen menegaskan bahwa upah yang adil merupakan pondasi utama kesejahteraan kerja. Gaji yang sesuai bukan hanya tentang uang, melainkan juga pengakuan atas usaha dan keahlian seseorang.

Ia menyarankan karyawan untuk berani berbicara dengan atasan atau HR jika merasa gaji belum sepadan dengan beban kerja. “Mengganti karyawan yang pergi justru lebih mahal bagi perusahaan,” ujarnya.

Dengan komunikasi terbuka dan transparansi, karyawan bisa mendapatkan kompensasi yang sesuai tanpa harus mengorbankan kebahagiaan dan loyalitas mereka.

4. Otonomi dan Fleksibilitas dalam Bekerja

Pandemi telah mengubah banyak hal, termasuk cara orang bekerja. Kini, banyak perusahaan menyadari bahwa karyawan tetap bisa produktif meski bekerja dari rumah. Hal ini membuktikan pentingnya otonomi dalam menciptakan kebahagiaan kerja.

Karyawan yang diberi kepercayaan untuk mengatur cara dan waktu kerja sendiri cenderung lebih termotivasi dan bertanggung jawab. Mereka merasa dihargai karena perusahaan memberikan kebebasan untuk menentukan ritme kerja yang sesuai dengan diri mereka.

Vanderbloemen menilai, fleksibilitas ini bukan hanya soal lokasi kerja, tetapi juga tentang kepercayaan. Ketika perusahaan terlalu suka micromanage, karyawan bisa merasa tertekan dan kehilangan rasa percaya diri.

Jika berada dalam situasi seperti ini, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan pindah ke tempat kerja yang lebih menghargai tanggung jawab individu dan keseimbangan pribadi.

5. Kesempatan untuk Bertumbuh dan Berkembang

Rasa stagnan di tempat kerja sering menjadi penyebab utama hilangnya motivasi. Seseorang akan merasa lebih bahagia jika memiliki kesempatan untuk tumbuh, baik secara profesional maupun pribadi.

Vanderbloemen menekankan pentingnya rasa memiliki masa depan dalam karier. Ketika seseorang melihat peluang untuk naik jabatan atau meningkatkan keterampilan, ia akan lebih bersemangat dalam menjalani pekerjaannya.

Ia juga mendorong karyawan untuk aktif mencari kesempatan belajar, seperti mengikuti pelatihan, sertifikasi, atau memanfaatkan program pendidikan yang disediakan perusahaan.

Dengan terus belajar dan berkembang, seseorang tidak hanya menambah nilai dirinya di tempat kerja, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan dalam kariernya.

6. Pekerjaan yang Bermakna dan Memberi Dampak

Faktor terakhir yang paling menentukan kebahagiaan di tempat kerja adalah makna dalam pekerjaan. Banyak orang salah mengira bahwa pekerjaan yang bermakna hanya bisa ditemukan di bidang sosial, padahal makna bisa hadir di profesi apa pun.

“Selama kamu tahu kontribusi peranmu terhadap keberhasilan tim atau perusahaan, itu sudah cukup memberi makna,” ujar Vanderbloemen. Rasa memiliki tujuan membuat seseorang merasa bahwa apa yang ia lakukan berarti bagi orang lain.

Namun, jika belum menemukan makna dalam pekerjaan, seseorang bisa mencarinya di luar kantor. Kegiatan sukarela, komunitas sosial, atau sekadar membantu orang lain bisa memberikan rasa kepuasan batin yang sama.

Kebahagiaan kerja sejati datang ketika seseorang mampu mengaitkan pekerjaannya dengan nilai dan tujuan hidupnya.

Menemukan Kebahagiaan Sejati di Dunia Kerja

Vanderbloemen menegaskan bahwa kebahagiaan di tempat kerja bukan tentang memiliki pekerjaan yang sempurna, tetapi tentang menemukan keseimbangan. Setiap orang perlu menyesuaikan antara penghasilan, hubungan sosial, makna, dan ruang untuk berkembang.

Karyawan yang merasa dihargai, diberi ruang untuk tumbuh, dan mampu menyeimbangkan hidupnya akan lebih produktif serta loyal terhadap perusahaan.

“Setiap orang pantas bahagia di tempat kerja,” ujarnya. Pernyataan sederhana ini menjadi pengingat bahwa pekerjaan seharusnya tidak hanya tentang mencari nafkah, tetapi juga tentang menemukan makna, kebanggaan, dan ketenangan batin dalam setiap langkah karier.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

idxcarbon adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Waspadai Efek Samping Pepaya, 7 Kelompok Orang Ini Sebaiknya Tidak Mengonsumsinya

Waspadai Efek Samping Pepaya, 7 Kelompok Orang Ini Sebaiknya Tidak Mengonsumsinya

Rahasia Merawat Rambut Tetap Lebat dan Kuat di Usia 40-an agar Tampil Awet Muda

Rahasia Merawat Rambut Tetap Lebat dan Kuat di Usia 40-an agar Tampil Awet Muda

Rahasia Cegah Flek Hitam Setelah Waxing agar Kulit Tetap Cerah dan Halus Sepanjang Waktu

Rahasia Cegah Flek Hitam Setelah Waxing agar Kulit Tetap Cerah dan Halus Sepanjang Waktu

Kenapa Banyak Orang Bertahan dalam Hubungan Toxic yang Menyakiti Hati dan Mental

Kenapa Banyak Orang Bertahan dalam Hubungan Toxic yang Menyakiti Hati dan Mental

Waspadai Tanda Awal Serangan Jantung yang Sering Diabaikan Banyak Orang

Waspadai Tanda Awal Serangan Jantung yang Sering Diabaikan Banyak Orang